EDUKASI TENTANG MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DENGAN DEFISIT PENGETAHUAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMALARAJA TAHUN 2025

Latar Belakang: Menstruasi adalah proses fisiologis yang dialami oleh remaja
putri sebagai tanda awal kematangan organ reproduksi. Kurangnya informasi dan
edukasi menyebabkan banyak remaja putri memiliki pengetahuan yang rendah
tentang menstruasi. Edukasi kesehatan merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan remaja putri dalam menghadapi
menstruasi. Tujuan: Untuk mendeskripsikan penerapan edukasi tentang
menstruasi pada remaja putri dengan defisit pengetahuan di wilayah kerja
Puskesmas Kemalaraja. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kasus
deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan. Subjek studi adalah dua remaja
putri berusia 11 dan 12 tahun yang belum mengalami menstruasi dan memiliki
tingkat pengetahuan rendah. Data dikumpulkan melalui wawancara, pre-test dan
post-test menggunakan kuesioner, serta observasi praktik pemilihan, pemasangan,
dan pembuangan pembalut. Intervensi yang dilakukan berupa edukasi kesehatan
tentang menstruasi menggunakan media booklet. Hasil: Hasil evaluasi kedua
responden menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan setelah dilakukan
edukasi, terlihat dari hasil post-test dan observasi perilaku. Responden juga mampu
memahami dan mempraktikkan cara pemilihan, pemasangan, dan pembuangan
pembalut. Kesimpulan: Edukasi tentang menstruasi terbukti efektif dalam
meningkatkan pengetahuan remaja putri dengan defisit pengetahuan, sehingga
dapat membantu mereka memahami cara menghadapi menstruasi dengan benar.

Background: Menstruation is a physiological process experienced by adolescent
girls as an early sign of reproductive organ maturation. Lack of information and
education causes many adolescent girls to have low knowledge about menstruation.
Health education is one of the efforts that can be made to improve adolescent girls'
knowledge in dealing with menstruation. Objective: To describe the
implementation of education about menstruation for adolescent girls with
knowledge deficit in the working area of Kemalaraja Health Center. Methods: This
study used a descriptive case study design with a nursing care approach. The study
subjects were two adolescent girls aged 11 and 12 years who had not experienced
menstruation and had low levels of knowledge. Data were collected through
interviews, pre-test and post-test using questionnaires, and observation of practices
in selecting, applying, and disposing of sanitary pads. The intervention carried out
was health education about menstruation using booklet media. Results: The
evaluation results of both respondents showed an increase in knowledge after
education was conducted, as seen from the post-test results and behavioral
observations. Respondents were also able to understand and practice how to select,
apply, and dispose of sanitary pads. Conclusion: Education about menstruation
proved effective in improving the knowledge of adolescent girls with knowledge
deficit, thus helping them understand how to deal with menstruation correctly.