GAMBARAN EPIDEMIOLOGI KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS X KOTA PALEMBANG

Latar Belakang : Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil merupakan salah satu masalah gizi kronis yang berisiko tinggi terhadap kesehatan ibu dan bayi, seperti kelahiran prematur, BBLR, hingga kematian ibu. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palembang tahun 2024, tiga puskesmas dengan angka KEK tertinggi adalah Puskesmas Satu Ulu (15,7%), Tujuh Ulu (10,3%), dan Keramasan (9,5%). Tujuan : Mengetahui gambaran epidemiologi KEK pada ibu hamil berdasarkan distribusi orang, tempat, dan waktu. Metode : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Data sekunder diperoleh dari tiga puskesmas dengan prevalensi KEK tertinggi. Sampel diambil secara total sampling sebanyak 144 ibu hamil dengan KEK. Analisis dilakukan secara deskriptif menggunakan SPSS dan visualisasi spasial menggunakan QGIS. Hasil : Mayoritas responden berusia 20–35 tahun (90,3%), primipara (42,4%), usia kehamilan trimester 2 (50%), dan sebagian besar tidak bekerja (49,3%). Kasus KEK paling banyak terdapat di Puskesmas Tujuh Ulu (44,4%) dan mengalami tren penurunan selama tiga tahun terakhir. Kesimpulan: KEK pada ibu hamil di Kota Palembang cenderung terjadi pada usia reproduktif, trimester kedua, dan kelompok yang tidak bekerja. Diperlukan intervensi berbasis gizi dan edukasi di wilayah puskesmas dengan prevalensi tinggi.

Background : Chronic Energy Deficiency (CED) in pregnant women is a nutritional issue that poses high risks to maternal and fetal health, such as premature birth, low birth weight, and maternal mortality. According to data from the Palembang City Health Office in 2024, the three health centers with the highest CED rates were Satu Ulu (15.7%), Tujuh Ulu (10.3%), and Keramasan (9.5%). Objective : To describe the epidemiology of CED in pregnant women based on person, place, and time distribution. Methods : This study used a descriptive method with a cross-sectional approach. Secondary data were collected from the three health centers with the highest prevalence of CED. A total of 144 pregnant women with CED were sampled using total sampling. Data were analyzed descriptively using SPSS and spatially visualized using QGIS. Results : Most respondents were aged 20–35 years (90.3%), were primiparous (42.4%), in their second trimester (50%), and unemployed (49.3%). CED cases were most frequent at Tujuh Ulu Health Center (44.4%) and showed a decreasing trend over the past three years. Conclusion : CED among pregnant women in Palembang tends to occur in reproductive age groups, second trimester pregnancies, and among the unemployed. Nutritional and educational interventions are needed in areas with high prevalence.