EDUKASI PENCEGAHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN DEFISIT PENGETAHUAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEMALARAJATAHUN 2025

Latar Belakang : Anemia pada ibu hamil merupakan masalah kesehatan yang
umum terjadi dan berdampak serius terhadap ibu maupun janin. Salah satu faktor
penyebab anemia adalah kurangnya pengetahuan ibu hamil mengenai pencegahan
anemia. Edukasi kesehatan menjadi langkah dalam meningkatkan pengetahuan ibu
hamil untuk mencegah terjadinya anemia. Tujuan : Mendeskripsikan penerapan
edukasi pencegahan anemia pada ibu hamil dengan defisit pengetahuan di wilayah
kerja Puskesmas Kemalaraja tahun 2025. Metode : Studi kasus deskriptif dilakukan
terhadap dua ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi. Intervensi keperawatan
berupa edukasi pencegahan anemia diberikan dalam bentuk booklet dan penilaian
menggunakan kuesioner pre-test dan post-test serta observasi food recall. Evaluasi
dilakukan untuk menilai peningkatan tingkat pengetahuan. Hasil : Setelah
dilakukan tiga kali kunjungan terjadi peningkatan pengetahuan yang signifikan.
Klien I menunjukan peningkatan skor dari 46% menjadi 100% sedangkan klien II
meningkat dari 53% menjadi 93. Observasi perilaku melalui food recall
menunjukan perubahan perilaku komsumsi makanan yang baik. Kesimpulan :
Edukasi pencegahan anemia secara terstruktur dan media booklet efektif dalam
meningkatkan pengetahuan ibu hamil dengan defisit pengetahuan. Rekomendasi
diberikan agar edukasi kesehatan rutin dilakukan sebagai bagian dari layanan
antenatal care.

Background: Anemia in pregnant women is a common health problem and has
serious impacts on both the mother and the fetus. One of the factors causing anemia
is the lack of knowledge of pregnant women regarding anemia prevention. Health
education is a step in increasing the knowledge of pregnant women to prevent
anemia. Objective: To describe the implementation of anemia prevention
education in pregnant women with knowledge deficits in the Kemalaraja Health
Center work area in 2025. Method: A descriptive case study was conducted on two
pregnant women who met the inclusion criteria. Nursing interventions in the form
of anemia prevention education were given in the form of bookltes and assessments
using pre-test and post-test questionnaires and food recall observations. Evaluation
was carried out to assess the increasw in the level of knowledge. Results: After
three visits, there was a significant increase in knowledge. Client I showed an
increase in score from 46% to 100% while client II increased from 53% to 93%.
Behavioral observations throught food recall showed changes in good food
consumpation behavior. Conclusion: Structured anemia prevention education and
booklet media are effective in increasing the knowledge of pregnant women with
knowledge deficits. Recommendations are given for routine health education to be
conducted as part of antenatal care services.