RATNADHITA, RATNADHITA (2025) PENERAPAN SENAM WAJAH SEBAGAI TERAPI NON- FARMAKOLOGIS UNTUK MENINGKATKAN ALIRAN SALIVA PADA LANSIA GANGGUAN MENELAN DI UPTD PUSKESMAS TANJUNG AGUNG TAHUN 2025. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Palembang.
RATNADHITA_14471_PO7120222036_COVER, BAB I, DAFTAR PUSTAKA.pdf
Download (305kB)
KARYA TULIS ILMIAH RATNADHITA BAB II 2253.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (254kB) | Request a copy
KARYA TULIS ILMIAH RATNADHITA BAB III 2254.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (47kB) | Request a copy
KARYA TULIS ILMIAH RATNADHITA BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (187kB) | Request a copy
KARYA TULIS ILMIAH RATNADHITA BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (101kB) | Request a copy
KARYA TULIS ILMIAH RATNADHITA BAB VI.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (83kB) | Request a copy
RATNADHITA DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (92kB) | Request a copy
RATNADHITA_LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB) | Request a copy
KARYA TULIS ILMIAH RATNADHITA BAB II 2253 (1).pdf
Restricted to Repository staff only
Download (254kB) | Request a copy
new ratnadita kti gerontik 2025( TURNITIN).pdf
Restricted to Repository staff only
Download (9MB) | Request a copy
Abstract
Latar Belakang : Penerapan senam wajah sebagai terapi non-farmakologis
adalah suatu bentuk intervensi keperawatan yang dilakukan dengan memberikan
latihan gerakan otot-otot wajah, mulut, bibir, lidah, dan rahang secara teratur,
dengan tujuan untuk merangsang produksi saliva (air liur) secara alami. Terapi ini
ditujukan kepada lansia yang mengalami penurunan aliran saliva dan gangguan
menelan (disfagia) akibat proses penuaan atau kondisi medis tertentu.
Melalui rangsangan terhadap otot-otot yang terlibat dalam fungsi oral dan
menelan, senam wajah membantu meningkatkan kerja kelenjar ludah (parotis,
submandibular, dan sublingual) dalam memproduksi saliva, menjaga kelembapan
rongga mulut, serta memperbaiki koordinasi gerakan menelan. Terapi ini bersifat
non-invasif, mudah dilakukan, tidak memerlukan obat-obatan, dan dapat
diterapkan secara mandiri oleh lansia dengan bimbingan tenaga kesehatan
maupun keluarga.
Penerapan senam wajah ini diharapkan menjadi salah satu alternatif efektif dan
aman dalam meningkatkan kualitas hidup lansia, terutama yang mengalami
gangguan menelan ringan hingga sedang. Lansia merupakan kelompok usia yang
Poltekkes Kemenkes Palembang
rentan mengalami penurunan fungsi fisiologis, termasuk penurunan produksi
saliva yang dapat menyebabkan gangguan menelan (disfagia). Disfagia pada
lansia dapat berdampak serius terhadap status gizi, hidrasi, serta risiko aspirasi.
Salah satu terapi non-farmakologis yang dapat digunakan untuk meningkatkan
aliran saliva dan fungsi menelan adalah senam wajah. Tujuan dari studi ini adalah
untuk mengevaluasi penerapan senam wajah dalam meningkatkan aliran saliva
pada lansia yang mengalami gangguan menelan.
Metode : penelitian ini mengunakan metode deskriptif, menggunakan 2 orang
klien lansia yang mengalami gangguan menelan. Pada bulan Maret 2025. yang
digunakan adalah studi kasus terhadap lansia dengan keluhan disfagia. Intervensi
yang diberikan berupa latihan senam wajah selama 7 hari berturut-turut dengan
frekuensi dua kali sehari. Senam meliputi gerakan otot-otot wajah, bibir, lidah,
dan rahang yang bertujuan untuk merangsang produksi saliva dan memperkuat
otot yang terlibat dalam proses menelan. Evaluasi dilakukan melalui observasi
tanda-tanda disfagia dan keluhan subyektif klien mengenai kondisi mulut dan
kemampuan menelan.
Hasil Penelitian : menunjukkan adanya peningkatan aliran saliva dan perbaikan
fungsi menelan setelah penerapan senam wajah secara rutin. Klien melaporkan
mulut terasa lebih lembap dan tidak lagi mengalami batuk saat makan. Dengan
demikian, senam wajah dapat dijadikan sebagai salah satu intervensi non-
farmakologis yang efektif, mudah, murah, dan aman dalam meningkatkan aliran
saliva serta mendukung proses menelan pada lansia.
Kesimpulan : Penerapan senam wajah sebagai terapi non-farmakologis terbukti
memberikan manfaat positif dalam meningkatkan aliran saliva pada lansia yang
mengalami gangguan menelan. Melalui latihan gerakan otot-otot wajah, bibir,
lidah, dan rahang secara rutin, terjadi stimulasi terhadap kelenjar ludah yang
berperan dalam produksi saliva. Peningkatan aliran saliva ini membantu menjaga
kelembapan rongga mulut, mempermudah proses mengunyah dan menelan, serta
mengurangi risiko komplikasi seperti tersedak dan malnutrisi.
Selain aman dan mudah diterapkan, senam wajah juga dapat dilakukan secara
mandiri oleh lansia atau dengan pendampingan keluarga. Dengan demikian,
senam wajah merupakan salah satu bentuk intervensi non-farmakologis yang
efektif, murah, dan layak dijadikan bagian dari program perawatan lansia, baik di
institusi kesehatan maupun di komunitas.
Background: The application of facial exercises as non-pharmacological therapy
is a form of nursing intervention carried out by providing regular movement
exercises for the muscles of the face, mouth, lips, tongue and jaw, with the aim of
stimulating the production of saliva (saliva) naturally. This therapy is aimed at
elderly people who experience decreased saliva flow and swallowing disorders
(dysphagia) due to the aging process or certain medical conditions.
By stimulating the muscles involved in oral and swallowing functions, facial
exercises help improve the work of the salivary glands (parotid, submandibular
and sublingual) in producing saliva, maintaining moisture in the oral cavity, and
improving coordination of swallowing movements. This therapy is non-invasive,
easy to do, does not require medication, and can be applied independently by the
elderly with the guidance of health workers or family.
The application of facial exercises is expected to be an effective and safe
alternative in improving the quality of life of the elderly, especially those who
experience mild to moderate swallowing disorders. The elderly are an age group
that is vulnerable to decreased physiological function, including decreased saliva
production which can cause swallowing disorders (dysphagia). Dysphagia in the
Poltekkes Kemenkes Palembang
elderly can have a serious impact on nutritional status, hydration, and the risk of
aspiration. One non-pharmacological therapy that can be used to improve saliva
flow and swallowing function is facial exercises. The aim of this study was to
evaluate the application of facial exercises in increasing saliva flow in elderly
people who experience swallowing disorders.
Method: This research used a descriptive method, using 2 elderly clients who had
swallowing disorders. In March 2025. what was used was a case study of elderly
people with complaints of dysphagia. The intervention provided was facial
exercise for 7 consecutive days with a frequency of twice a day. Exercise includes
movements of the muscles of the face, lips, tongue and jaw which aim to stimulate
saliva production and strengthen the muscles involved in the swallowing process.
Evaluation is carried out by observing signs of dysphagia and the client's
subjective complaints regarding the condition of the mouth and ability to swallow.
Research Results: showed an increase in saliva flow and improvement in
swallowing function after routine facial exercises. Clients report that their mouths
feel more moist and they no longer cough when eating. Thus, facial exercises can
be used as an effective, easy, cheap and safe non-pharmacological intervention in
increasing saliva flow and supporting the swallowing process in the elderly.
Conclusion: The application of facial exercises as a non-pharmacological therapy
has been proven to provide positive benefits in increasing saliva flow in elderly
people who experience swallowing disorders. Through regular exercise of facial
muscles, lips, tongue and jaw, stimulation of the salivary glands occurs which
plays a role in saliva production. This increase in saliva flow helps keep the oral
cavity moist, makes chewing and swallowing easier, and reduces the risk of
complications such as choking and malnutrition.
Apart from being safe and easy to apply, facial exercises can also be done
independently by the elderly or with family assistance. Thus, facial exercises are
a form of non-pharmacological intervention that is effective, cheap, and worthy
of being part of elderly care programs, both in health institutions and in the
community.
| Item Type: | Thesis (Diploma) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | lansia, senam wajah, saliva, gangguan menelan, terapi non- farmakologis |
| Subjects: | R Medicine > RT Nursing |
| Divisions: | Jurusan Keperawatan > 14471-D3 Keperawatan (Kampus Batu Raja) |
| Depositing User: | Dwi Febriyanti |
| Date Deposited: | 29 Oct 2025 01:14 |
| Last Modified: | 29 Oct 2025 01:14 |
| URI: | http://rama.poltekkespalembang.ac.id/id/eprint/638 |
