GAMBARAN KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA TEH CELUP DAN TEH TUBRUK YANG DIJUAL DI KOTA PALEMBANG TAHUN 2025

Latar Belakang: Pencemaran mikroplastik merupakan isu global yang berpotensi membahayakan kesehatan. Teh sebagai minuman populer di Palembang dapat menjadi salah satu sumber paparan, terutama karena kantong teh celup dilaporkan melepaskan partikel mikroplastik saat diseduh. Penelitian ini penting dilakukan mengingat tingginya konsumsi teh dan terbatasnya studi terkait di Palembang. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kelimpahan serta karakteristik mikroplastik berdasarkan bentuk dan warna pada teh celup dan teh tubruk yang dijual di Kota Palembang tahun 2025. Metode: Penelitian ini dilaksanakan di Kota Palembang pada tahun 2025 dengan menggunakan desain deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian diperoleh secara total sampling, yaitu 31 merek teh yang terdiri dari 16 merek teh celup dan 15 merek teh tubruk. Analisis mikroplastik dilakukan secara mikroskopis melalui proses filtrasi, kemudian diamati menggunakan mikroskop cahaya untuk identifikasi, penghitungan jumlah dan kelimpahan mikroplastik, serta penentuan bentuk dan warna mikroplastik. Hasil: Seluruh sampel teh celup (100%) terdeteksi mengandung mikroplastik dengan kelimpahan 10-120 partikel/L (median 35), didominasi oleh bentuk fiber berwarna hitam. Pada teh tubruk, hanya 5 dari 15 sampel positif mengandung mikroplastik dengan kelimpahan 10-40 partikel/L (median 0), didominasi oleh fiber dan warna hitam. Secara umum, kontaminasi mikroplastik lebih tinggi dan merata pada teh celup dibandingkan teh tubruk. Kesimpulan: Teh celup yang beredar di Kota Palembang terkontaminasi mikroplastik secara signifikan, didominasi oleh fiber berwarna hitam, yang berpotensi menimbulkan risiko kesehatan. Sementara itu, teh tubruk menunjukkan tingkat kontaminasi yang lebih rendah.

Background: Microplastic pollution is a global issue that has the potential to endanger health. Tea, a popular beverage in Palembang, can be a source of exposure, especially since tea bags are reported to release microplastic particles when brewed. This research is important given the high consumption of tea and the limited studies related to this issue in Palembang. Objective: This study aims to describe the abundance and characteristics of microplastics based on shape and color in tea bags and loose tea sold in Palembang City in 2025. Methods: This study was conducted in Palembang City in 2025 using a quantitative descriptive design. The research sample was obtained through total sampling, consisting of 31 tea brands, including 16 tea bag brands and 15 loose-leaf tea brands. Microplastic analysis was conducted microscopically through a filtration process, followed by observation using a light microscope for identification, counting the number and abundance of microplastics, and determining their shape and color. Results: All tea bag samples (100%) were detected to contain microplastics with an abundance of 10-120 particles/L (median 35), dominated by black fibers. In loose-leaf tea, only 5 out of 15 samples tested positive for microplastics, with a concentration of 10–40 particles/L (median 0), predominantly consisting of black fibers. In general,
microplastic contamination was higher and more widespread in tea bags compared to loose-leaf tea. Conclusion: Tea bags sold in Palembang are significantly contaminated with microplastics, predominantly black fibers, which pose a potential health risk. Meanwhile, loose leaf tea shows lower levels of contamination.