FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PANGKALAN BALAI KECAMATAN BANYUASIN III

Latar Belakang : Tuberkulosis (TB) paru masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia, termasuk di Kabupaten Banyuasin. Berdasarkan data Puskesmas Pangkalan Balai, kasus TB paru masih ditemukan cukup tinggi dalam tiga tahun terakhir. Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas Pangkalan Balai Kecamatan Banyuasin III. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan desain potong lintang (cross-sectional) yang dilakukan pada Mei–Juni 2025. Sampel penelitian adalah 49 pasien TB yang sedang menjalani pengobatan dan memenuhi kriteria inklusi. Data dikumpulkan menggunakan checklist dan kuesioner, kemudian dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian : menunjukkan bahwa ventilasi rumah (p=0,018; OR=4,79) dan kelembaban udara (p=0,000; OR=20,25) berhubungan signifikan dengan kejadian TB paru. Sementara itu, variabel usia, jenis kelamin, status pekerjaan, riwayat diabetes melitus, dan kepadatan hunian tidak memiliki hubungan yang signifikan. Kesimpulan : Penelitian ini menegaskan pentingnya intervensi berbasis lingkungan, khususnya perbaikan ventilasi rumah dan pengendalian kelembaban, sebagai langkah pencegahan TB paru di masyarakat.

Background: Pulmonary tuberculosis (TB) remains one of the major public health problems in Indonesia, including in Banyuasin District. Based on data from the Pangkalan Balai Community Health Center, pulmonary TB cases have remained relatively high over the past three years. Objective: This study aimed to analyze the risk factors associated with the incidence of pulmonary TB in the working area of the Pangkalan Balai Community Health Center, Banyuasin III District. Methods:This was a quantitative study with a cross-sectional design conducted from May to June 2025. The sample consisted of 49 pulmonary TB patients who were undergoing treatment and met the inclusion criteria. Data were collected using checklists and questionnaires, then analyzed using univariate and bivariate analyses with the Chi-Square test at a significance level of 0.05. Results: The findings showed that home ventilation (p=0.018; OR=4.79) and air humidity (p=0.000; OR=20.25) were significantly associated with the incidence of pulmonary TB. Meanwhile, age, gender, employment status, history of diabetes mellitus, and housing density were not significantly associated. Conclusion: This study emphasizes the importance of environmental interventions, particularly improving home ventilation and controlling indoor humidity, as preventive
measures to reduce the risk of pulmonary TB in the ommunity.