HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEBERADAAN PROTOZOA PADA FESES ANAK SD NEGERI 77 PALEMBANG TAHUN 2025

Latar Belakang: Infeksi protozoa usus masih menjadi masalah kesehatan yang
signifikan, terutama di daerah dengan sanitasi buruk seperti Indonesia. Anak-anak
sekolah dasar merupakan kelompok yang rentan terpapar infeksi ini akibat
kebiasaan kebersihan pribadi personal hygiene yang belum optimal, seperti tidak
mencuci tangan, tidak memotong kuku, dan menggunakan sumber air yang tidak
bersih.Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan antara kebersihan pribadi dengan
keberadaan protozoa usus pada feses anak SD Negeri 77 Palembang Tahun 2025.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik
dengan pendekatan cross-sectional. Sampel sebanyak 44 anak diambil secara acak
dari total populasi siswa. Data diperoleh melalui wawancara menggunakan
checklist serta pemeriksaan feses dengan metode mikroskopis langsung direct di
Laboratorium Parasitologi Poltekkes Kemenkes Palembang. Hasil Penelitian:
Ditemukan 14 anak (31,8%) positif Entamoeba histolytica dan 17 anak (38,6%)
positif Blastocystis hominis, sedangkan tidak ditemukan infeksi Giardia lamblia.
Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan mencuci tangan dan
memotong kuku dengan infeksi Blastocystis hominis (p<0,05), namun tidak
signifikan terhadap Entamoeba histolytica. Sumber air tidak menunjukkan
hubungan yang bermakna terhadap keberadaan protozoa usus. Kesimpulan:
Kebersihan pribadi, khususnya kebiasaan mencuci tangan dan memotong kuku,
berpengaruh terhadap infeksi Blastocystis hominis. Edukasi kebersihan dan
perbaikan sanitasi di lingkungan sekolah perlu ditingkatkan untuk mencegah infeksi
protozoa usus pada anak sekolah dasar.

Background: Intestinal protozoan infection is still a significant health problem,
especially in areas with poor sanitation such as Indonesia. Primary school children
are a group that is vulnerable to exposure to these infections due to suboptimal
personal hygiene habits, such as not washing hands, not cutting nails, and using
unclean water sources. Objective: To determine the relationship between personal
hygiene and the presence of intestinal protozoa in the feces of children of SD Negeri
77 Palembang in 2025. Research Methods: This study used an analytic
observational design with a cross-sectional approach. A sample of 44 children was
taken randomly from the total student population. Data were obtained through
interviews using a checklist and fecal examination using the direct microscopic
method at the Parasitology Laboratory of the Polytechnic of the Ministry of Health
Palembang. Results: There were 14 children (31.8%) positive for Entamoeba
histolytica and 17 children (38.6%) positive for Blastocystis hominis, while no
Giardia lamblia infection was found. There was a significant association between
hand washing and nail trimming habits with Blastocystis hominis infection
(p<0.05), but not significant for Entamoeba histolytica. Water source showed no
significant association with the presence of intestinal protozoa. Conclusion:
Personal hygiene, especially handwashing and nail trimming, influenced
Blastocystis hominis infection. Hygiene education and improved sanitation in the
school environment need to be improved to prevent intestinal protozoan infections
in elementary school children.