FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KOTA PALEMBANG TAHUN 2025

Latar Belakang : Anemia masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang cukup sering dialami oleh remaja putri dan dapat berdampak serius terhadap pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, daya konsentrasi belajar, serta produktivitas sehari-hari. Kondisi ini apabila tidak ditangani dapat menurunkan prestasi akademik dan kualitas hidup remaja di masa depan. Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian anemia pada siswi SMP Negeri 18 Palembang. Metode Penelitian : Penelitian menggunakan desain kuantitatif analitik dengan pendekatan cross-sectional dan melibatkan 132 responden yang dipilih secara acak. Data diperoleh melalui pemeriksaan kadar emoglobin menggunakan hemoglobinometer serta pengisian kuesioner terkait kepatuhan konsumsi tablet tambah darah (TTD), pola menstruasi,pola makan, dan tingkat pengetahuan mengenai anemia. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan prevalensi anemia sebesar 23,5%. Terdapat hubungan signifikan antara pola makan (p = 0,041; OR = 5,000) serta tingkat pengetahuan (p= 0,01; OR = 4,000) dengan kejadian anemia. Namun, variabel kepatuhan konsumsi TTD (p = 0,151) dan pola menstruasi (p = 0,477) tidak berhubungan signifikan. Kesimpulan : Temuan ini menegaskan pentingnya edukasi gizi, penyuluhan kesehatan, serta peningkatan kesadaran remaja putri dalam pencegahan anemia melalui program berbasis sekolah yang berkesinambungan.

Background : Anemia remains one of the most common nutritional health problems experienced by adolescent girls and has serious implications for physical growth,
cognitive development, learning concentration, and daily productivity. If left untreated, anemia can negatively affect academic performance and the overall quality of life in the future. Research Objective : This study aimed to identify the risk factors associated with the incidence of anemia among female students at SMP Negeri 18 Palembang. Research Methods : A quantitative analytic study with a cross-sectional design was conducted, involving 132 randomly selected respondents. Data were collected through hemoglobin examination using a hemoglobinometer and questionnaires covering compliance with iron tablet supplementation, menstrual patterns, dietary patterns, and knowledge about anemia. The data were analyzed using univariate and bivariate analyses with the Chi-Square test. Research Results : The results revealed that the prevalence of anemia was 23.5%. There was a significant relationship between dietary patterns (p = 0.041; OR = 5.000) and knowledge level (p = 0.01; OR = 4.000) with the occurrence of anemia. Meanwhile, compliance with iron tablet supplementation (p= 0.151) and menstrual patterns (p = 0.477) showed no significant association. Conclusion : These findings highlight the importance of nutrition education, health promotion, and increased awareness among adolescent girls to reduce the incidence of anemia through sustainable school-based programs.