FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERCULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA PALEMBANG

Latar Belakang: Tuberculosis (TB) Paru merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, terutama di wilayah kerja Puskesmas Sekip. Tujuan: Mengetahui faktor risiko Tuberculosis Paru di wilayah kerja Puskesmas Sekip Kota Palembang Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dengan tehnik Purposive Sampling. Populasi studi penelitian adalah semua penderita TB Paru dan terduga,dengan jumlah sampel 103 responden. Hasil: Mayoritas penderita TB Paru ditemukan pada rata-rata kelompok umur ≥ 49 tahun dengan jenis kelamin laki-laki (8,7%), pendapatan ≤UMR (48,5%). Kejadian TB paru berhubungan secara signifikan dengan kepadatan hunian (p=0,011), luas ventilasi (p=0,041), pencahayaan (p=0,043), kelembaban (p=0,048), suhu (p=0,044). Faktor perilaku riwayat kontak (0,010) dan kebiasaan merokok (p=0,040). berdasarkan hasil uji Chi Square ditemukan ada hubungan signifikan dengan kejadian TB Paru. Kesimpulan: Kejadian TB Paru ditemukan pada sebagian kecil masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kota
Palembang yaitu kepadatan hunian, luas ventilasi, pencahayaan, kelembaban, suhu, riwayat kontak dan kebiasaan merokok. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya bagi
masyarakat untuk menjaga lingkungan rumah, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan melakukan pemeriksaan dini bagi yang memiliki riwayat kontak guna mencegah penularan TB Paru.

Background : Tuberculosis (TB) Lung is an infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis. This disease is still a health problem in Indonesia, especially in the work area of the Sekip Health Center. Objective: To determine the risk factors for Pulmonary Tuberculosis in the working area of the Sekip Health Center, Palembang City Research Method: This study uses a Cross Sectional design with Purposive Sampling technique. The population of the study study was all patients with Pulmonary TB and suspects, with a sample of 103 respondents. Results: The majority of patients with Pulmonary TB were found in the average age group of 49 years with male sex (8.7%), Income ≤ Minimum Wage (48.5%). The incidence of pulmonary TB was significantly related to occupancy density (p=0.011), ventilation area (p=0.041), lighting (p=0.043), humidity (p=0.048), temperature (p=0.044). Behavioral factors of contact history (0.010) and smoking habit (p=0.040). Based on the results ≤ of the Chi Square test, it was found that there was a significant relationship with the incidence of Pulmonary TB. Conclusion: The incidence of pulmonary TB was found in a small number of people living in the work area of the Palembang City Health Center, namely occupancy density, ventilation area, ighting, humidity, temperature, contact history and smoking habits. Therefore, it is necessary to make efforts for the community to maintain the home environment, implement Clean and Healthy Living Behavior
(PHBS), and conduct early examinations for those who have a history of contact to prevent the transmission of Pulmonary TB.