FAKTOR RISIKO INDIKASI KANKER SERVIKS BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN DEOXYRIBO NUCLEID ACID HUMAN PAPPILOMAVIRUS (DNA HPV) DI PUSKESMAS KOTA PALEMBANG

Latar Belakang : Lesi pra kanker serviks adalah perubahan abnormal pada sel-sel leher Rahim (serviks) yang belum bersifat ganas, namun berpotensi berkembang menjadi kanker serviks. Tujuan : Mengetahui faktor risiko indikasi kanker serviks berdasarkan hasil pemeriksaan Deoxyribo Nucleid Acid Human Pappilomavirus (DNA HPV) di Puskesmas Kota Palembang. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik pendekatan cross-sectional. Sampel sebanyak 103 responden diambil dengan teknik total sampling. Data sekunder diperoleh dari catatan rekam medis di Puskesmas Sukarami. Data dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui distribusi frekuensi dan hubungan antar variabel faktor risiko. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kondisi fisik rumah dengan p-value (p=0,542), tidak ada hubungan pengetahuan dengan p-value (p=1,000), ada hubungan sering keputihan dengan p-value (p=0,001), ada hubungan status merokok dengan p-value (p=0,004), ada
hubungan jenis pekerjaan dengan p-value (p=0,004) dengan hasil pemeriksaan DNA HPV di Wilayah Kerja Puskesmas Sukarami kota Palembang. Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara faktor risiko sering keputihan, status merokok, dan jenis pekerjaan, sedangkan tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, usia pertama kali berhubungan seksual, riwayat kanker dalam keluarga, usia kehamilan pertama, paritas, dan penggunaan kontrasepsi hormonal.

Background : Cervical precancerous lesions are abnormal changes in the cells of the cervix that are not yet cancerous but have the potential to develop into cervical cancer. Objective : To identify risk factors indicating cervical cancer based on the results of Human Papillomavirus Deoxyribonucleic Acid (HPV DNA) testing at public health centers in Palembang City. Methods : This study is an analytical observational research using a cross-sectional approach. A total of 103 respondents were selected through total sampling. Secondary data were obtained from medical records at Sukarami Public Health Center. Data were analyzed descriptively to determine frequency distribution and the relationship between risk factor variables. Results : The results of this study show that there is no significant relationship between housing physical condition (p = 0.542) and knowledge (p = 1.000) with HPV DNA test results. However, there is a significant relationship between abnormal vaginal discharge (p = 0.001), smoking status (p = 0.004), and type of occupation (p = 0.004) with HPV DNA test results in the working area of Sukarami Public Health Center, Palembang City. Conclusion: Preventive efforts are needed through routine early detection. Promotional and educational efforts for women of reproductive age are essential to reduce the risk of developing cervical precancerous lesions.