GAMBARAN KEBERADAAN JAMUR Onikomikosis PADA KUKU KAKI PETANI PADI DI RT 001 DESA PETANGGAN KECAMATAN BELITANG MULYA KABUPATEN OKU TIMUR TAHUN 2025

Latar Belakang: Onikomikosis adalah infeksi jamur pada kuku yang umum terjadi,
terutama pada individu yang bekerja di lingkungan lembap seperti petani padi. Desa
Petanggan RT 001 Kecamatan Belitang Mulya Kabupaten OKU Timur memiliki
populasi mayoritas sebagai petani padi dengan kebiasaan kerja tanpa alat pelindung
diri (APD) dan kebersihan diri yang kurang, sehingga berisiko tinggi terhadap
infeksi jamur. Tujuan: Mengetahui gambaran keberadaan jamur onikomikosis pada
kuku kaki petani padi di lokasi tersebut, serta faktor-faktor yang mempengaruhi
seperti usia, jenis kelamin, personal hygiene, lama bekerja, dan penggunaan APD.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross-
sectional. Sampel sebanyak 52 orang petani padi diambil secara total sampling.

Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan metode kultur menggunakan media
SDA dan pewarnaan LPCB. Hasil: Dari 52 sampel kuku kaki yang diperiksa,
ditemukan 37 sampel (71,2%) positif onikomikosis, dengan spesies jamur
terbanyak adalah Aspergillus niger (59,6%), Aspergillus fumigatus (9,6%), dan
Trichophyton rubrum (1,9%). Faktor yang paling berpengaruh terhadap keberadaan
onikomikosis adalah usia tidak produktif, personal hygiene buruk, dan tidak
menggunakan APD. Kesimpulan: Keberadaan jamur onikomikosis cukup tinggi
pada petani padi di RT 001 Desa Petanggan, dengan mayoritas infeksi disebabkan
oleh jamur non-dermatofita. Diperlukan edukasi dan upaya pencegahan terkait
kebersihan diri dan penggunaan APD.

Background: Onychomycosis is a common fungal infection of the nails,
particularly affecting individuals working in moist environments such as rice
farmers. RT 001, Petanggan Village, Belitang Mulya Sub-district, OKU Timur
Regency is predominantly inhabited by rice farmers who often work without
personal protective equipment (PPE) and practice poor hygiene, putting them at
high risk for fungal infections. Objective: This study aims to describe the
presence of fungal onychomycosis in the toenails of rice farmers in the study
area and to identify influencing factors such as age, gender, personal hygiene,

years of work, and use of PPE. Methods: A descriptive study with a cross-
sectional approach was conducted. A total of 52 rice farmers were selected

through total sampling. Laboratory examinations included culturing nail samples
on Sabouraud Dextrose Agar (SDA) followed by Lactophenol Cotton Blue
(LPCB) staining for fungal identification. Results: Of the 52 toenail samples
examined, 37 (71.2%) tested positive for onychomycosis. The most commonly
identified fungal species were Aspergillus niger (59.6%), Aspergillus fumigatus
(9.6%), and Trichophyton rubrum (1.9%). The factors most associated with
onychomycosis were non-productive age, poor personal hygiene, and lack of
PPE use. Conclusion: The prevalence of fungal onychomycosis among rice
farmers in RT 001, Petanggan Village, is considerably high, with most infections
caused by non-dermatophyte fungi. Health education and preventive efforts are
necessary to promote better personal hygiene and PPE usage.