IDENTIFIKASI PENGGUNAAN OBAT PADA KASUS GAGAL GINJAL KRONIS PADA PASIEN DEWASA YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT BARI KOTA PALEMBANG

Latar Belakang: Ginjal merupakan organ tubuh yang kompleks baik dari segi struktur maupun fungsinya. Fungsi ginjal dapat dievaluasi melalui Laju Filtrasi Glomerulus (LFG), yang diukur dengan menentukan pembersihan kreatinin berdasarkan kadar kreatinin dalam serum. Ginjal memiliki peran penting dalam mengeluarkan produk sisa metabolisme seperti urea, kreatinin, dan amonia. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal membutuhkan penyesuaian penggunaan obat agar terhindar dari efek samping dan komplikasi yang serius, karena hal ini sangat penting untuk mengurangi risiko keracunan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis obat yang digunakan oleh pasien dengan gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis serta menentukan obat-obatan yang perlu disesuaikan dosisnya.

Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2025 menggunakan rekam medis dari 60 pasien gangguan fungsi ginjal yang menjalani hemodialisis di Rumah Sakit Bari, Kota Palembang.

Hasil: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh dari Dari keseluruhan obat yang digunakan oleh pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis, terdapat 29 item obat yang diberikan. Sebagian besar, yaitu 10 obat (59%), memerlukan penyesuaian dosis, sementara 7 obat (41%) tidak memerlukan penyesuaian dosis.

Kesimpulan: Ketidaksesuaian dalam pemberian dosis terjadi karena berbagai pertimbangan yang diambil oleh profesional medis, khususnya dokter yang berinteraksi langsung dengan pasien, dengan mempertimbangkan keadaan fungsi ginjal mereka. Penelitian ini juga menegaskan bahwa tidak semua jenis obat memerlukan penyesuaian dosis, melainkan hanya beberapa obat tertentu yang ditunjukkan oleh literatur perlu adanya modifikasi tersebut. Ini menegaskan betapa pentingnya melakukan penyesuaian dosis obat secara spesifik menurut keadaan pasien untuk menghindari potensi risiko toksisitas dan efek samping yang tidak diinginkan.