Arzety, Wanda (2025) IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENYERAHAN ANTIBIOTIKA DI MASYARAKAT HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Palembang.
RAMA_48401_ PO7139122070_01.pdf - Accepted Version
Download (358kB)
RAMA_48401_ PO7139122070_02.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (267kB) | Request a copy
RAMA_48401_ PO7139122070_03.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (302kB) | Request a copy
RAMA_48401_ PO7139122070_04.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (276kB) | Request a copy
RAMA_48401_ PO7139122070_05.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (153kB) | Request a copy
RAMA_48401_ PO7139122070_07.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (204kB) | Request a copy
RAMA_48401_ PO7139122070_08.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (2MB) | Request a copy
RAMA_48401_ PO7139122070_FULL TEXT.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (3MB) | Request a copy
RAMA_48401_7139122070_HASIL UJI TURNITIN.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (4MB) | Request a copy
Abstract
Latar Belakang: Penggunaan antibiotik tanpa resep dokter menjadi pemicu utama resistensi antimikroba (AMR) yang berdampak luas terhadap kesehatan masyarakat. Pemerintah melalui Permenkes No. 28 Tahun 2021 telah mengatur kebijakan penyerahan antibiotik hanya melalui resep dokter. Namun, implementasi di masyarakat, khususnya di apotek, masih menghadapi berbagai tantangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pemimplementasian terhadap kebijakan penyerahan antibiotik di Kota Palembang.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah non eksperimental dengan rancangan kuantitatif dan kualitatif. Sampel terdiri dari 23 apotek di wilayah Seberang Ulu dan Seberang Ilir Kota Palembang serta 113 responden masyarakat. Data dikumpulkan melalui kuesioner terhadap petugas apotek, tenaga kesehatan, dan masyarakat.
Hasil: Sebanyak 87% apotek menyatakan hanya menyerahkan antibiotik dengan resep dokter, sementara 13% masih melakukan penyerahan tanpa resep. Sebagian besar tenaga kesehatan (97,2%) menyatakan setuju terhadap kebijakan, meskipun 3,2% di antaranya masih menyerahkan antibiotik tanpa resep. Di sisi masyarakat, 88,8% responden memiliki pemahaman yang baik terhadap penggunaan antibiotik.
Kesimpulan: Implementasi kebijakan penyerahan antibiotik di Kota Palembang menunjukkan arah yang positif, meski masih terdapat celah dalam praktik lapangan. Sikap tenaga kesehatan cenderung mendukung kebijakan, dan pemahaman masyarakat tergolong baik. Edukasi dan pengawasan berkelanjutan dibutuhkan untuk memperkuat kepatuhan terhadap kebijakan ini.
| Item Type: | Thesis (Diploma) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Antibiotik, Apotek, Resep Dokter, Kebijakan, Resistensi Antimikroba |
| Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
| Divisions: | Jurusan Farmasi > 48401-D3 Farmasi |
| Depositing User: | Apri Serly Yanti |
| Date Deposited: | 25 Sep 2025 03:40 |
| Last Modified: | 25 Sep 2025 03:40 |
| URI: | http://rama.poltekkespalembang.ac.id/id/eprint/320 |
