IDENTIFIKASI KEJADIAN SPOTTING PADA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS GELUMBANG

Latar belakang : Kontrasepsi hormonal merupakan salah satu metode yang umum digunakan oleh pasangan usia subur untuk mencegah kehamilan. Meskipun efektif, penggunaannya dapat menimbulkan efek samping berupa spotting, yaitu perdarahan ringan di luar siklus menstruasi. Spotting sering terjadi terutama pada pengguna kontrasepsi hormonal yang mengandung hormon progestin.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel berjumlah 106 orang akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi hormonal di Puskesmas Gelumbang. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan rekam medis, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sesuai jenis kontrasepsi yang digunakan dan kejadian spotting yang dialami.
Hasil: Sebagian besar responden menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan. Kejadian spotting paling banyak terjadi pada pengguna kontrasepsi dengan kandungan progestin tunggal, seperti suntik 3 bulan, pil mini, dan implant. Kejadian spotting lebih sedikit ditemukan pada pengguna kontrasepsi kombinasi yang mengandung estrogen dan progestin, seperti pil kombinasi dan suntik 1 bulan.
Kesimpulan: Spotting ditemukan pada semua jenis kontrasepsi hormonal yang digunakan oleh akseptor KB di Puskesmas Gelumbang. Jumlah kejadian spotting paling banyak terjadi pada pengguna suntik 3 bulan, disusul implant dan pil mini. Kejadian paling sedikit ditemukan pada pengguna pil kombinasi dan suntik 1 bulan.