ANIS, DELVI (2025) GAMBARAN PERESEPAN OBAT ISPA NON PNEUMONIA PADA PASIEN BALITA DI MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) PUSKESMAS PENGADONAN KOTA PAGAR ALAM. Diploma thesis, Poltekkes Kemenkes Palembang.
RAMA_48401_PO7139122037_01.pdf - Accepted Version
Download (627kB)
RAMA_48401_PO7139122037_02.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (956kB) | Request a copy
RAMA_48401_PO7139122037_03.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (494kB) | Request a copy
RAMA_48401_PO7139122037_04.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (560kB) | Request a copy
RAMA_48401_PO7139122037_05.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (368kB) | Request a copy
RAMA_48401_PO7139122037_07.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only
Download (485kB) | Request a copy
Abstract
Latar Belakang : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) non pneumonia pada balita merupakan kasus yang umum ditemukan di layanan kesehatan primer, terutama dalam program Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). ISPA non pneumonia ditandai dengan gejala batuk tanpa peningkatan frekuensi napas atau tarikan dinding dada bagian bawah. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran peresepan obat ISPA non pneumonia pada pasien balita di MTBS Puskesmas Pengandonan Kota Pagar Alam.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Data dikumpulkan dari rekam medis pasien balita di Puskesmas Pengandonan Kota Pagar Alam. Analisis dilakukan untuk menggambarkan karakteristik peresepan berdasarkan usia, jenis kelamin, jenis dan bentuk sediaan obat, serta penggunaan antibiotik.
Hasil : Dari 87 pasien balita yang diteliti, mayoritas berusia 3–5 tahun (70,11%) dan berjenis kelamin perempuan (60,92%). Obat yang paling sering diresepkan adalah kombinasi Paracetamol, CTM, dan Guaifenesin (50%). Bentuk sediaan terbanyak berupa puyer (46,67%) dan sirup amoksisilin (39,39%). Penggunaan antibiotik ditemukan pada 74,71% resep, dengan tingkat ketepatan dosis mencapai 97,70%. Lama pemberian obat didominasi oleh periode 5 hari (81,60%).
Kesimpulan : Pola peresepan obat ISPA non pneumonia pada balita di Puskesmas Pengandonan secara umum sudah sesuai dengan pedoman MTBS dan standar Kementerian Kesehatan. Namun, proporsi penggunaan antibiotik masih tinggi dan memerlukan perhatian lebih dalam penerapan POR.
| Item Type: | Thesis (Diploma) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Antibiotik, Balita, ISPA non pneumonia, MTBS, peresepan obat, penggunaan obat rasional. |
| Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
| Divisions: | Jurusan Farmasi > 48401-D3 Farmasi |
| Depositing User: | Apri Serly Yanti |
| Date Deposited: | 23 Sep 2025 04:20 |
| Last Modified: | 23 Sep 2025 04:20 |
| URI: | http://rama.poltekkespalembang.ac.id/id/eprint/270 |
