IDENTIFIKASI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN ANAK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT KOTA PALEMBANG

Latar Belakang: Penyakit Ginjal Kronis (PGK) pada anak merupakan masalah kesehatan serius yang memerlukan perhatian khusus. Penurunan fungsi ginjal pada anak sering kali berujung pada terapi pengganti ginjal seperti hemodialisa. Anak yang menjalani hemodialisa memiliki perubahan farmakokinetik dan farmakodinamik terhadap obat-obatan, sehingga pemberian obat harus disesuaikan dengan kondisi klinis pasien.
Metode: Penelitian ini merupakan non-eksperimental dengan rancangan deskriptif. Data dikumpulkan melalui penelusuran rekam medis dan wawancara terhadap pasien anak usia 5–18 tahun yang menjalani hemodialisa di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang selama bulan Mei–Juni 2025. Melakukan identifikasi penggunaan obat pada pasien anak yang menjalani hemodialisa secara deskriptif.
Hasil: Dari 14 pasien anak yang menjalani hemodialisa, mayoritas berjenis kelamin perempuan dan berada pada rentang usia 16–17 tahun (50,1%). Penyakit penyerta yang ditemukan meliputi osteoporosis, osteosarkoma, hipertensi, dan lupus eritematosus sistemik. Seluruh pasien memiliki kadar kreatinin serum di atas 1,5 mg/dL, dan 11 pasien (78,6%) memiliki GFR <15 mL/menit/1,73 m², menunjukkan stadium lanjut penyakit ginjal. Obat yang paling sering diresepkan adalah Calos (13 pasien), diikuti oleh Furosemide, Asam Folat, dan Vitamin D (masing-masing 8 pasien). Lima obat diberikan dengan durasi <7 hari, dan tujuh obat diberikan >7 hari. Terdapat lima obat yang mengalami penyesuaian dosis, termasuk Digoxin, Captopril, dan Cefixime. Ada 4 pasien yang mengalami efek samping setelah hemodialisa, berupa lemas dan sakit kepala yang berlangsung lebih dari 30 menit.
Kesimpulan: Dari 28 jenis obat yang digunakan, obat yang paling sering digunakan adalah Calos, Furosemid, Asam Folat, dan Vitamin D. Dan sebanyak 3 obat mengalami penyesuaian dosis, yaitu Digoxin, Captopril, dan Cefixime. Dan 4 pasien mengalami efek setelah hemodialisa, dengan keluhan berupa lemas dan sakit kepala yang muncul secara sering dan berlangsung lebih dari 30 menit.