AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK N-HEKSAN, ETIL ASETAT DAN ETANOL AKAR WANGI (Vetiveria zizanioides L.) TERHADAP BAKTERI Streptococcuss mutans

Latar Belakang : Indonesia memiliki berbagai tanaman obat yang bermanfaat. Salah satunya adalah akar wangi (Vetiveria zizanioides L.) yang mengandung sekitar 43 senyawa kimia, termasuk sikloisolifolena, 6-isopropenyl-4. 8a-dimetyl- 3,5,6,7,8,8a-hexahidro-Naf, dan aromadenedradien yang diketahui sebagai antibakteri. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa rebusan akar wangi dapat memberikan zona hambat terhadap bateri Streptococcus mutans, yang merupakan bakteri gram-positif.
Metode: Ektrak Akar wangi diperoleh dengan cara maserasi bertingkat menggunakan pelarut N-heksana (non-polar), etil asetat (semi polar), dan etanol (polar). Ekstrak yang diperoleh dilakukan uji metabolit skunder meliputi flavonoid, terpenoid/steroid dan saponin. Lalu dilakukan uji bakteri dengan metode difusi cakram terhadap bakteri streptococcus mutans dan Clindamycin sebagai kontrol positif serta Na.CMC selaku kontrol negatif.
Hasil : Hasil yang didapatkan rendemen ekstrak N-Heksan sebesar 4.2%, etil asetat sebesar 5.57% dan etanol 12.63%. Analisis kimia mendapatkan bahwa semua ekstrak memiliki flavonoid, steroid/terpenoid, dan saponin, kecuali untuk ekstrak n-heksana, yang negatif flavonoid. Dari hasil tes antibakteri, ekstrak etanol pada kekuatan 50% menunjukkan area terbesar penghambatan 7,81 mm (kategori sedang). Pada tingkat 3,125%, solusi N-heksana memiliki zona dampak terkecil 2,995 mm (kategori lemah). Kontrol menguntungkan (clindamycin) menunjukkan area penghambatan yang signifikan sebesar 45 mm.
Kesimpulan : Dari ketiga pelarut akar wangi terbukti memiliki efek antibakteri terhadap Streptococcus mutans, dengan kategori sedang hingga lemah. Konsentrasi 50% memberikan daya hambat untuk setiap ektrak dengan ektrak etanol yang menunjukkan daya hambat terbesar.