EVALUASI PERESEPAN BERDASARKAN INDIKATOR WHO DAN KELENGKAPAN ADMINISTRATIF SERTA FARMASETIK DI APOTEK K-NIA PHARMA GROUP

Latar Belakang : Resep obat merupakan salah satu elemen penting dalam pelayanan kefarmasian yang berperan dalam menjamin efektivitas dan keamanan terapi pasien. Evaluasi terhadap peresepan menggunakan indikator dari World Health Organization (WHO) serta kelengkapan resep secara administratif dan farmasetik diperlukan untuk memastikan penggunaan obat yang rasional.

Metode : Penelitian ini merupakan studi deskriptif non-eksperimental dengan pendekatan retrospektif terhadap 250 lembar resep yang diterima di Apotek K-Nia Pharma Group selama periode Januari hingga Maret 2025. Data dianalisis berdasarkan lima indikator peresepan WHO, serta kelengkapan administratif dan farmasetik pada resep.

Hasil penelitian : Rata-rata jumlah obat per lembar resep adalah 1,7, masih sesuai standar WHO (1,6–1,8). Persentase obat generik sebesar 44,6%, belum memenuhi standar WHO (>82%) maupun target Kementerian Kesehatan RI (100%). Persentase peresepan antibiotik sebesar 17,5%, sesuai standar WHO (<30%). Tidak ditemukan penggunaan sediaan injeksi (0%), dan hanya 39,5% obat yang sesuai dengan Formularium Nasional (FORNAS). Pada aspek administratif, kelengkapan tertinggi adalah nama pasien dan paraf dokter (100% dan 98%), sedangkan data berat badan dan alamat pasien masih rendah (6,4% dan 6,5%). Kelengkapan farmasetik menunjukkan bahwa jumlah pemberian tercantum seluruhnya (100%), namun aturan pakai hanya ditemukan pada 49,2% resep, dan bentuk sediaan pada 31,2%.

Kesimpulan : Peresepan di Apotek K-Nia Pharma belum sepenuhnya memenuhi indikator rasional WHO, terutama dalam penggunaan nama generik dan kesesuaian dengan Formularium Nasional. Kelengkapan resep secara administratif dan farmasetik juga belum optimal. Diperlukan upaya evaluasi rutin dan edukasi kepada tenaga medis untuk meningkatkan mutu peresepan yang aman dan rasional.